Pengantar Tidur Saat Tidak Ada yang Bisa Diajak Berbincang, Sedangkan
Kau Sedang Malas Baca Buku

Pengantar Tidur Saat Tidak Ada yang Bisa Diajak Berbincang, Sedangkan Kau Sedang Malas Baca Buku

Photo by Content Pixie on Unsplash

lihat gambar di atas selama dua jam lalu tertidur. jika itu terlalu lama dan tidak membuatmu tertidur, baca ini:

apa yang sedang dipikirkan oleh orang-orang saat kesulitan tidur malam begini? menurutmu, apakah penting memikirkan apa yang sedang mereka pikirkan? atau apakah memikirkan mereka “sedang memikirkan apa” bisa mengantarkan kita pada tidur yang sehat, lagi lelap?

untuk pertanyaan terakhir, jawabannya: mungkin ya, mungkin tidak.

bagi saya, pertanyaan adalah hal pertama yang wajib hadir di kepala manusia setiap saat dan sampai kiamat. sedangkan jawaban adalah hal terakhir yang boleh manusia dapatkan setelah jawaban. tidak ada jawaban adalah kebahagiaan sedangkan kebahagiaan adalah rahasia. rahasia yang hanya milik tuhan. tapi tuhan meninggalkan kita di ruang internet seperti ini. ia sedang nyaman di toilet.

apa yang kita miliki selain kepedihan semacam itu?

misalnya, kamu ingin tidur, tapi tidak bisa tidur. kamu ingin berdoa, tapi kamu tidak menghapal satupun doa. kamu ingin bicara apa saja sebagai doa, tapi malas juga melakukannya. kamu mau tuhan, tapi tuhan tidak mau. tuhan mau sedangkan kamu tidak tahu. “sedang apakah hari kiamat saat waktunya belum tiba?”

sedang tidur malam atau sedang begadang?

asal kamu tahu: kamu adalah bantal, sedangkan hidup adalah ranjang. tikar adalah semesta. tidak ada hidup tanpa semesta, jadi bantal tidak perlu ada saat kamar punya tikar dan ranjang! lalu ke mana kamu saat itu?

buku apa dan di mana?

sedang berada di rak buku. buku tamu.

selamat tid.ur.

Sajak Berantakan Untuk Barang Terlarang

Sajak Berantakan Untuk Barang Terlarang

Photo by NeONBRAND on Unsplash

1/

mari katakan inna lillahiwa inna ilaihi raji’un sebagai pembuka sajak berantakan ini. rapalkansekali lagi, dengan tartil—inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. jika kautakut pindah agama karena kalimat itu, kau boleh menggantinya dengan kalimatperpisahan apa saja yang telah kau kumpulkan seumur hidup. barangkali telingamutelah banyak menyimpan kalimat semacam itu, atau barangkali jilatmu, jidatmu.semoga itu terdengar rumit.

2/

aku hanya ingin membuatmu pusing di beberapa pragraf ini, jika kau takut, kau boleh minggat, segera! tapi jika kau mengira akan baik-baik saja, tetaplah mengeja. a, b, c, d, e, f, g, dan h. kau sudah memulainya. sekarang, jawablah pertanyaanku, berapakah jumlah kalimat yang mampu dimuat oleh kepala? mungkin 2019 tahun jumlahnya?! atau hanya mungkin memuat kata yang sering kita pakai namun tidak pernah kita kenali?! seperti kata ‘sundahlan’ atau ‘selangkangan’. aahhh, dasar!

3/

aku tak peduli betapa kasarnya kalimatku di tempat ini, dan di bagian yang akan datang, aku sungguh tidak peduli! sudah nyaris sebulan aku tidak pernah membuat kalimat kasar dengan sempurna. persetan! semoga kalimat-kalimat semacam ini bisa membuatmu mengerti bahwa membuat kalimat itu susah sekaligus mudah. sesusah melepaskan kabar buruk dari botol susu beruang selepas kita menghabiskan malam panjang di ranjang, tapi semudah mengeluarkan cairan putih yang kelak disebut cairan paling nista oleh agamawan.

4/

aku hanya ingin mengabarimu bahwa kepala abba-mu telah kupenggal jauh sebelum kata penggal dikenal oleh bahasa indonesia. seorang penjual ikan mengucapkan kalimat itu ketika kepada seekor kucing yang melarikan sepotong ikannya, “kupenggal kau kucinganjing!” lalu seorang wartawan memuatnya di koran: penggal! maka tibalah kata itu di benak siapa saja yang berniat membunuh atau menyakiti. dengan pisau, atau dengan kata-kata. sama saja!

5/

sebagai bagian tubuh, maupun sebagai kata. kepala-ku sudah merasa jijik untuk menampung nama bekas kekasih itu. semacam sampah. mungkin. semoga pemerintah bersedia menyiapkan tempat sampah yang layak bagi jenis sampah semacam ini. atau masukkan saja di tong sampah yang berwarna kuning jika kau punya: tong sampah anorganik, sulit didaur ulang. seperti bekas kekasih, ia hanya bisa dibuang, jauh dan amat jauh. jangan lupa, beri label di wajahnya, barang terlarang!

6/

tapi kau boleh memilih hal lain. jika kau merasa mau jadi Marcedes Herrera bagi Edmond Dantes. sila-tambah-kan. di dunia ini, Tuhan menciptakan banyak Fernand Mondengo kok! kujamin. siapapun yang jadi aku, atau Count of Monte Cristo bagimu, akan siap menjadikanmu sepotong kuku yang lepas jari-jemarinya, tanpa cairan merah, setetes pun!

7/

jika kelak kau kembali bertemuabba-mu, katakan bahwa “di suatu tempat yang tak kau kenalibernama Kolong di Layar Komputer, seseorang telah mengantarmu ke pabrik daurulang.” aku kasihan. aku hanya sedang mengawetkan mayatnya di sajakini, atau Kolong di Layar Komputer. sampaikan pula “jika kau inginbalas dendam, wasiatkan kepada anak-anakmu bahwa setanlah yangmelakukannya.”

8/

aku setanmu, Sayang (untuk malaikatyang membaca sajak ini). jika kau marah, kau boleh mengawetkanku juga.semoga kau tidak kehabisan air liur setelahnya. selain dariku, kau bisamendapatkan air liur dari mana saja! kau tahu? ada banyak air di sungai Poleang,atau di sungai Saddang, atau Jeneberang. kau hanya sisa meneguksekali dan berkata, setanG! kau akan kembali mendapati segumpal air liur tepatdi lidah sebelah kirimu.

9/

—mari katakan inna lillahiwa inna ilaihi raji’un sekali lagi, sebagai penutup sajak berantakan ini.rapalkan sekali lagi, dengan tartil. jika kau takut pindah agama karena kalimatitu, kau boleh menggantinya dengan jenis kalimat perpisahan yang telah kaukumpulkan seumur hidupmu.

10/

lapar? mau makan? jangan terlalu banyak memikirkan perut. karena perutlah yang membuat kita sama saja dengan binatang sundal! selamat tinggal. ehhh, aku tidak suka mengatakan ‘selamat tinggal’, itu kalimat yang bodoh. digunakan untuk berpisah tetapi malah memilih kata ‘tinggal’, kau mau tinggal atau pisah sih? ahhh, sampai jumpa! pakai itu saja.


Makassar, tanggalnya lupakansaja, 2019.

Maksud Lain Sesuatu

Maksud Lain Sesuatu

Andi Alfian

karena perpisahan adalah perjumpaan yang lain. aku takkan sedih, kekasih. berapa jarak antara pergi dan pulang jika tujuan telah bersahabat dengan pelukan?

karena pertemuan adalah perpisahan yang lain. aku takkan sedih, kekasih. berapa waktu antara lama dan segera jika kesibukan dipahat hanya untuk kita berdua?

karena maksud lain sesuatu, adalah kita. dan segala sesuatunya.

Makassar, 21 Juni 2019.

Mimpi Buruk Seorang Penyair (z)Alim dan Terkutuk

Mimpi Buruk Seorang Penyair (z)Alim dan Terkutuk

Andi Alfian

Suatu waktu—di subuh hari, seseorang datang kepadaku dengan tangan berdarah. Ia habis membunuh kekasihnya dengan belati. “Bagaimana mematahkan hati seseorang? Ajari aku cara melakukannya!” mohonnya sambil menyerahkan belati yang basah dan licin di tangannya. Kuraih belati itu, dan kutuliskan sajak cinta di dadanya:

belajarlah mematahkan hatimu sendiri
sebelum seseorang datang
mematahkannya—dan itu berarti,
tak akan ada lagi yang bisa kau patahkan sendiri,
selain kesedihan yang lebih dalam.

Setelah menulis sepenggal sajak itu dengan belati, darah mengalir tambah deras dari bekas luka kata-kata yang kubuat. Dan kuserukan kepadanya:“berwudulah dari air kata-kata yang terukir di dada kita, karena hanya dengan menempuh jalan itu, kita bisa mematahkan hati-hati: hati kita atau hati orang lain!”

“Bagaimana cara mematahkan hati seseorang?” tanyanya sekali lagi.

Kukumandangkan azan di ketiaknya, lalu kuserukan kebaikan sekali lagi “salat subuhlah selalu, sampai tubuhmu tua dan kau paham bahwa tidak ada hal yang paling kau benci selain ngantukmu yang tak kunjung menua. Kau akan patah hati. Tinggal tambah akhiran -kan dan kata orang lain: kau akan patahkan hati orang lain. Apa kau mengerti?

Kemudian bertobatlah ia dengan air mata merah di pipinya, sambil terisak.

Setahun setelahnya, kami bertemu kembali di rajang. Menidurkan ngantuk kita masing-masing yang menempuh jalan suluk. Rendah hatilah selalu ngantuk yang terkantuk-kantuk. Semoga kelak punya jodoh serupa: mimpi buruk dan terkutuk!

Makassar, 01 Mei 2019.

Kucin(g)tai

Kucin(g)tai

Andi Alfian

1/
kutinggalkan rumah sendiri.
seekor kucing datang, berniat menjaganya dari
tamu yang tak diundang, hingga
aku datang.

2/
ada bau yang menyengat. kupikir, itu tamu
yang harus kujamu dengan sebaiknya
datanglah keluh, dari tetangga
bahwa kucing mereka telah membuang sampahnya sembarangan.

3/
tamu yang hendak kujamu lebih dulu menjamuku.
di hidungku, ada sesuatu.
mirip batu atau hantu, setiap pagi dia pindah ke mataku.
seperti toko parfum yang menawarkan beragam bau.

4/
kemana kita akan menyembunyikan rautnya? kata sepupuku.
di tempat pembuangan yang selalu jadi benalu, kataku.
suatu hari, kita akan butuh kain dari benang atau benalu, untuk kenangan.
juga semprotan, pengusir pahit dengan tenang.

5/
tetanggaku memberi
aku menerima.
dengan senang hati, kucin(g)tai
kau!

Makassar, 01 Mei 2019.

Puasa Puisilah Sajak

Puasa Puisilah Sajak

Photo by simon peel on Unsplash

1/
merdekalah sajak,
sejak kata-kata mengerut
seperti kerut perut yang puasa.

2/
niatnya sebagai penjara
menjadi wisata bagi tanda baca
yang tiada habisnya kita eja.

3/
kemana entah berlibur
saat meskipun jadi azan magrib
yang selalu habis kita bagi-bagi?

4/
sejak kapan kita jadi puisi yang puasa, tanya sajak.
saat perut jadi pisau bagi seluruh makan
yang kenyang.

5/
selamat puasa puisi, semoga sajak

Makassar, 20 Mei 2019.

Bahasa Orang Bisu

Bahasa Orang Bisu

Andi Alfian

pernahkah kuceritakan kepadamu,
mengapa laki-laki yang mencintaimu bercita-cita menjadi orang bisu?
1/
kau bisa menemukan jawabannya
di dalam cermin—pada pagi hari setelah kau membersihkan seluruh tubuhmu dari sketsa kenangan, yang kau sebut sebagai takdir.
2/
sebab cermin, adalah kuburan sekaligus rahim bagi segala pertanyaan tentang kita. aku menunggumu di sana. temuilah, saat kau lupa di mana aku dan kau pernah berada.
3/
jika kelak, seseorang dalam dirimu bertanya, berapa jarak antara cermin dan bulan? dekaplah, tanpa jawaban, tanpa pertanyaan, tanpa kata-kata.

Makassar, 28 Mei 2019.

Dialog Antar Kesedihan

Dialog Antar Kesedihan

Andi Alfian

A: Kepada siapa pagi tersenyum?
B: Kepada Maret yang pendek umur.

C: Berapa panjang umur Maret seharusnya?
D: Sejengkal leher manusia.

F: Mengapa?
G: Karena begitulah seharusnya harapan, lebih pendek dari sebaiknya.

H: Apakah itu arti dari kesedihan?
I: Barangkali, ya, barangkali, tidak.

J: Mengapa
K: Sulit membedakan kesedihan dari diriku sendiri.

Makassar, 01 Maret 2019.

Kampungan di Perkampungan Filsafat

Kampungan di Perkampungan Filsafat

Perkampungan Filsafat

galon biru di atas dispenser putih pekat
sepekat dinding dan wajahmu yang kusut
melayang di bibir langit, melangit
di langit-langit vila
kipas berputar pusing memalingkan wajah
menabrak udara yang berbaris rapi terarah
katanya, filsafat datang memperparah segalanya
payah!
aku hanya orang kampung
kampungan di perkampungan filsafat
rumahku tak lagi kukenali
telah roboh bersama rumah tetangga
perih teriakan filsafat merobohkan segalanya
kepala suku mati
kampung filsafat jadi sepi
menepi ke piring kota
menyudut di kotak alam semesta
ibu dusun jua tak luput
mati dan rumahnya ikut roboh
tergelentang biru di permukaan alis
manggis menangis
dalam kampung filsafat
gadis desa itu, anak kepala dusun, nyaris tertawa
memegang dagu anggunnya dengan sapu tangan epistemologinya
matanya hijau, tenggelam dalam warna-warni udara
gadis itu lumpuh
ia melangkah dengan ontologi pasar
riuh sekaligus sepi, sekali dalam seminggu
ramai di pagi hari
gadis itu juling
ia kadang melihat dengah satu arah
lebih sering dengan banyak arah
mengalahkan arah rindu yang kemana-mana
gadisku, gadis desa itu
melupakan lumpuh dan julingnya
memeluk erat aksiologi gila
berteriak ke mana-mana
nyaring yang kosong, omong kosong
anehnya, kucinta dia
filsuf lumpuh, juling dan lupa diri itu
ia mampu terbang menyalib kiri laju jibril
aku tak peduli aku orang kampung, kampungan di perkampungan filsafat
kampung, lapar yang korup
aku lapar melihat filsafat seperti koruptor
dan filsafat haruslah lapar, tenggelam dalam kelaparan
seperti orang kampung, koruptor harus berfilsafat
agar menjadi kampungan, juling dan lupa diri
lupa pada kelaparan rupiah dalam dirinya
aku nalar dan kau jodohku
seperti tuhan, kau setia pada sepi
karenamu, buah mangga bisa menjadi durian
aku suka makan durian
kampungan di perkampungan filsafat
dasar kampungan!
katanya membumikan nilai falsafah
padahal eloknya, filsafat itu kota
perkotaan filsafat
metropolitan raya pikir dan hikmah
pelacur dan pengemis adalah filsuf kota
dan di kotalah, filsuf berkeliaran di pom bensin
juga di jalan nusantara, filsuf nusantara

—selamat datang di perkotaan filsafat!

Perkampungan Filsafat, 18 Maret 2018.