Contoh Autobiografi Diri Sendiri Tugas Kuliah

Contoh Autobiografi Diri Sendiri Tugas Kuliah

Contoh Autobiografi Diri Sendiri Tugas Kuliah

by Andi Alfian

Andi Alfian Madeamin
foto by @andialfianx

Saya mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa autobiografi adalah riwayat hidup hidup pribadi yang ditulis sendiri. Dalam hal ini, autobiografi merupakan catatan tentang diri kita sendiri. Artinya autobiografi adalah sebuah biografi yang di dalamnya menceritakan riwayat hidup atau pengalaman pribadi yang ditulis oleh orang tersebut. Berikut adalah contoh autobiografi diri sendiri:

Biodata singkat tentang Andi Alfian:


Nama Lengkap              : Andi Alfian
Tanggal Lahir                : 05 Agustus 1999
Tempat Lahir                 : Tontonunu
Jenis Kelamin                : Laki–Laki
Agama                           : Islam
Anak Kandung Ke-        : 7 (Tujuh)
Jumlah Saudara              : 10 (Sepuluh)
Nama Ayah                     : H. Andi Madeaming, Petta Nessa
Nama Ibu                        : Andi Kasmi, Petta Bulan
Alamat Orant Tua           : Desa Tontonunu, Kec. Tontonunu, Kab. Bombana
Pekerjaan Orang Tua      : Petani
Alamat Sekarang            : Jl. Toddopuli 24, Blok 35, Makassar
Hobi                                : Membaca Buku, Menulis di Blog, dan Berolahraga

Riwayat Pendidikan:


1. SD Negeri 85 Tontonunu
2. SMP Swasta Tontonunu
3. SMK Negeri 03 Bombana
4. UIN Alauddin Makassar

Saya lahir dari keluarga yang sederhana di salah satu desa kecil di Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara. Saya lahir pada tanggal 05 Agustus 1999 tepat pada hari Jumat sebagai anak ketujuh dari sepuluh bersaudara yang terdiri dari lima laki-laki dan lima perempuan. Saya bersyukur bisa terlahir dalam keluarga yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan meskipun kedua orang tua saya tingkat pendidikannya tidak selesai Sekolah Dasar (SD) namun saya beserta sepuluh anaknya yang lain diwajibkan bersekolah.

Karena satu hal yang tidak ingin orang tua kami lihat adalah melihat anaknya tidak memiliki pengetahuan yang didapatkan dalam bangku sekolah, karena pada dasarnya orang tua kami pernah merasakan ingin bersekolah namun apa daya fasilitas dan infrastruktur pendidikan belum memadai saat zaman orang tua kami. Jadi melalui pengalaman itu kedua orang tua kami menekankan kami untuk selalu belajar dan menuntut ilmu sebaik-baik mungkin.

Adapun pekerjaan orang tua saya sebagai petani (berkebun), yang setiap hari bekerja tanpa hari libur. Aktivitas orang tua saya khususnya ayah saya di dalam melaksanakan pekerjaannya setiap hari. Biasanya berangkat jam 07.00 dan pulang jam 11.30 untuk istirahat (tidur siang), sholat, dan makan siang. Kemudian pada jam 15.30 setelah sholat ashar ayah saya pergi lagi bekerja di kebun dan kembali pada jam 17.20 di kala hari menjelang petang.

Sedangkan ibu saya bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT). Selain sebagai ibu rumah tangga, ibu saya juga bekerja sebagai penjual di kantin sekolah  setiap Senin sampai Sabtu. Pada hari Minggu bekerja sebagai penjual di toko miliknya di salah satu pasar di kampung tetangga. Setiap hari setelah selesai mengurusi suami dan anak–anaknya, ibu saya berangkat ke sekolah sebagai penjual di kantin sekolah. Dan alhamdulillah, rezeki yang didapatkan dari hasil pekerjaan dan aktivitas kedua orang tua saya mampu menghidupi sepuluh orang anaknya.

Hal ini saya ceritakan secara detail sebab hal inilah yang menjadi motivasi terbesar yang pernah mengubah hidup saya, yang pernah saya dapatkan dalam perjalanan hidup ini untuk terus bersungguh–sungguh menuntut ilmu, dan membahagiakan kedua orang tua saya yang selama ini memelihara dan merawat saya hingga saya dan saudara saya bisa merasakan apa yang dirasakan anak–anak lainnya meskipun tidak semewah yang lain tapi itu sangat berarti dan penuh kesyukuran kepada Allah SWT.

Adapun kisah perjalanan dalam menempuh pendidikan saya:


1. Pendidikan Sekolah Dasar

Saya mulai belajar di bangku Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Paria, sekarang berubah nama menjadi SD Negeri 85 Tontonunu letaknya di Kecamatan Tontonunu Kabupaten Bombana, dan saya masuk sekolah pada tahun 2004 dengan usia 5 tahun dan tamat pada usia 11 tahun tepatnya pada tahun 2010. Pada masa sekolah dasar, grafik prestasi saya terus meningkat dimulai sejak kelas 3 saya peringkat 4, naik kelas 4 saya peringkat 3, di kelas 5 saya peringkat 2 dan pada saat di kelas 6 saya peringkat 1. Dan alhamdulillah, prestasi itu setidaknya bisa membuat orang tua saya bangga saat penamatan di sekolah dasar ketika saya diumumkan sebagai lulusan dengan nilai terbaik di SDN 85 Tontonunu.

2. Pendidikan Sekolah Menegah Pertama

Dengan nilai memuaskan saya melanjutkan sekolah di SMPS Tontonunu padahal keinginan kedua orang saya menginginkan saya lanjutkan pendidikan hafidz (penghafal quran) di pondok pesantren. Namun karena saya merasa belum bisa berpisah dengan orang tua saya jadi saya melanjutkan di daerah kelahiran saya. Sekolah yang saya masuki itu adalah sekolah yang pada dasarnya masih baru dengan usia 4 tahun sejak berdirinya. Saya masuk SMP pada tahun 2010 dengan jumlah siswa pada saat itu hanya 11 orang yang satu ruangan dengan saya. Dalam kelas saya hanya 11 orang jadi tidak heran jika selama 3 tahun saya selalu peringkat satu di kelas, dan juga sekaligus sebagai juara satu umum di sekolah saya yang siswanya kurang lebih 250 orang.

Meskipun sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai layaknya sekolah–sekolah yang lain. Namun, kami tidak pernah mengurungkan niat untuk terus bermimpi, belajar, dan berkarya karena pada dasarnya kami semua terlahir dalam keadaan sangat sederhana sehingga kami memiliki jiwa juang yang tinggi untuk belajar, sehingga membawa sekolah kami prestasinya bisa bersaing dengan sekolah–sekolah lain.  Selama sekolah di SMP saya memasuki 3 organisasi yaitu Palang Merah Remaja (PMR) tingkat Madya, Pramuka dan Organisasi Siswa SASTRA.

Melalui organisasi ini saya banyak mendapatkan pengalaman, karena melalui organisasi ini saya sering mewakili sekolah saya pada kegiataan organisasi di luar sekolah.

Saya tamat belajar di SMP pada tahun 2013 dengan nilai yang juga memuaskan. Akhirnya, saya ingin melanjutkan pendidikan dengan berpisah dengan orang tua dengan tujuan belajar mandiri yakni di pondok pesantren. Namun bersamaan dengan tahun penamatan saya di SMP, salah satu keluarga saya yang selalu merawat nenek saya meninggal dunia dan akhirnya saya pun tidak jadi melanjutkan pendidikan di pesantren. Karena menggantikan dia menjaga dan merawat nenek.

3. Pendidikan Sekolah Menengah Atas

Saya melanjutkan pendidikan saya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Bombana. Salah satu sekolah unggulan terbaik di Kabupaten saya yakni SMKN 2 Bombana, dan sekarang berubah nama menjadi SMKN 03 Bombana. Letak sekolah SMK saya di Kelurahan Kasabolo, Kecamatan Poleang, Kabupaten Bombana, jaraknya dekat dari rumah nenek saya, dan saya pun sekolah di sana sambil merawat nenek saya yang sudah tua. Saya masuk SMK pada tahun 2013, dengan perasaan asing karena tak ada kenalan maklum dari sekolah yang jauh dari sekolah SMK yang saya masuki.

Akhirnya, sayapun bertekad untuk tetap belajar dengan sungguh–sungguh meskipun tanpa ada orang yang saya kenal karena saya meyakini di manapun kita berpijak di sanalah cinta itu ada. Ketika saya ingin memilih jurusan di sanalah saya sulit menentukan di jurusan mana yang akan saya pilih sebagai wadah mengeluarkan bakat saya. Sebelumnya, saya memilih jurusan Kesehatan yang sebenarnya punya bakat di bidang itu yang banyak saya peroleh dari organisasi Palang Merah Remaja (PMR) yang saya dalami sebelumnya.

Setelah saya konsultasikan ke paman, yang saya anggap orang yang berpendidikan tinggi sebab sebenarnya karena saya ingin seperti beliau yang mampu menyelesaikan pendidikannya sampai S3. Akhirnya, paman saya memberi saran jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Sayapun registrasi siswa baru di Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Alhamdulillah, bisa selesai juga.

Saat itu saya memang merasa lelah dan berat dalam mencari ilmu, namun saat itu pula saya sadar, betapa nikmatnya hidup yang diberikan Tuhan kepada saya. Sebab saya tahu di luar sana masih banyak anak-anak yang bahkan merasakan bangku sekolah dasar pun belum punya kesempatan, apalagi melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti saya.

Sambil menjalani rutinitas setiap hari sebagai siswa, saya juga membuka usaha di bidang percetakan guna membantu biaya sekolah saya, juga sebagai media pembelajaran di bidang jurusan saya. Saya bisa sekolah sambil bekerja di usaha di bidang fotocopi dan percetakan yang dimodali oleh salah satu guru saya yang paham akan potensi diri saya. Guru saya yang punya usaha percetakan yang besar yang jauh dari sekolah memberikan saya modal untuk membuka cabang percetakan di dekat sekolah. Sayapun sangat senang bisa mengenal dunia bisnis, dan karena banyak belajar dunia komputer akhirnya sayapun bisa mengendalikan usaha yang berbasis komputer ini.

Ada yang bilang masa–masa indah adalah masa putih abu-abu dan menurut saya hal itu benar sebab saya yang baru meninggalkan masa putih abu-abu sudah begitu rindu dengan masa-masa itu. Ingin rasanya mengulang prestasi–prestasi yang pernah dicapai. Prestasi-prestasi yang merupakan buah dari pohon yang namanya kerja keras.

Adapun Prestasi yang pernah saya raih di SMKN 03 Bombana:


  • Ketua OSIS SMKN 03 Bombana
  • Juara 1 Umum selama 4 Semester
  • Juara 1 Cerdas Cermat Se-Provinsi Sul-Tra
  • Juara 1 Penulisan Puisi Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara
  • Juara 1 Duta PMR Putra Sulawesi tenggara
  • Juara 3 Lomba Keterampilan Siswa (LKS) Ting. SMK Se-Sultra
  • Penghargaan Siswa Teladan.

Adapun Organisasi yang saya ikuti saat sekolah di SMKN 03 Bombana:


  • Organisasi Siswa Intra Sekolah [OSIS] => (2013 – 2015)
  • Palang Merah Indonesia [PMR] => (2013 – 2016)
  • Gerakan Sastra Siswa SMK [GS3] => (2014 – 2016)
  • Kelompok Kajian Ilmu Islam [KEKALIS] => (2013 – 2015)

4. Pendidikan Perguruan Tinggi

Melanjutkan pendidikan perguruan tinggi adalah impian saya sejak SMP. Ada beberapa jurusan di universitas yang menjadi target dan impian pada saat itu di antaranya:

a.    Jurusan Perpajakan, di Politeknik Keuangan Negara STAN.
b.    Jurusan Teknik Informatika dan Elektronika, di Institut Teknologi Bandung.
c.    Jurusan Pengembangan Wilayah dan Kota, di Universitas Hasanuddin.
d.    Jurusan Teknik Listrik KKS PLN, di Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Banyak dari guru maupun teman-teman saya sudah optimis saya bisa lulus di salah satunya karena melihat prestasi yang pernah saya raih. Sehingga suatu hal yang mengejutkan ketika saya memberitakan kepada mereka semua bahwa saya tidak lulus di antara ke-4 pilihan itu. Dan di sisi lain Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) yang sebelumnya saya tidak tahu jika ternyata juga termasuk salah satu Universitas Negeri yang ada di Makassar.

Kemudian setelah tahu hal itu dari guru saya akhirnya saya berniat mendaftar dan jalur pendaftaran yang terbuka saat itu adalah jalur UMK. Alhamdulillah, lulus di jurusan Filsafat Agama. Meskipun saya berasal dari keluarga sederhana, berasal dari kampung, berasal dari jurusan berbeda, namun saya yakin saya pasti bisa.

Di akhir tulisan saya ini, saya berharap semoga bapak Drs. Wahyuddin Halim, M.A., Ph.D sebagai dosen saya di mata kuliah ini, dan yang membaca tulisan ini, mampu memberikan pemahaman dan motivasi tentang bagaimana cara menggapai impian masa depan sebagai seseorang yang sukses tentunya bermanfaat bagi banyak orang. Sehingga dengan adanya pemahaman dan motivasi dari bapak saya bisa menyusun langkah dan strategi yang tepat di dunia baru saya.
Load comments