Kampungan di Perkampungan Filsafat
Filsafat HMJ Aqidah dan Filsafat Islam Perkampungan Filsafat Puisi Filsafat Sajak
galon biru di atas dispenser putih pekat
sepekat dinding dan wajahmu yang kusut
melayang di bibir langit, melangit
di langit-langit vila
kipas berputar pusing memalingkan wajah
menabrak udara yang berbaris rapi terarah
katanya, filsafat datang memperparah segalanya
payah!
aku hanya orang kampung
kampungan di perkampungan filsafat
rumahku tak lagi kukenali
telah roboh bersama rumah tetangga
perih teriakan filsafat merobohkan segalanya
kepala suku mati
kampung filsafat jadi sepi
menepi ke piring kota
menyudut di kotak alam semesta
ibu dusun jua tak luput
mati dan rumahnya ikut roboh
tergelentang biru di permukaan alis
manggis menangis
dalam kampung filsafat
gadis desa itu, anak kepala dusun, nyaris tertawa
memegang dagu anggunnya dengan sapu tangan epistemologinya
matanya hijau, tenggelam dalam warna-warni udara
gadis itu lumpuh
ia melangkah dengan ontologi pasar
riuh sekaligus sepi, sekali dalam seminggu
ramai di pagi hari
gadis itu juling
ia kadang melihat dengah satu arah
lebih sering dengan banyak arah
mengalahkan arah rindu yang kemana-mana
gadisku, gadis desa itu
melupakan lumpuh dan julingnya
memeluk erat aksiologi gila
berteriak ke mana-mana
nyaring yang kosong, omong kosong
anehnya, kucinta dia
filsuf lumpuh, juling dan lupa diri itu
ia mampu terbang menyalib kiri laju jibril
aku tak peduli aku orang kampung, kampungan di perkampungan filsafat
kampung, lapar yang korup
aku lapar melihat filsafat seperti koruptor
dan filsafat haruslah lapar, tenggelam dalam kelaparan
seperti orang kampung, koruptor harus berfilsafat
agar menjadi kampungan, juling dan lupa diri
lupa pada kelaparan rupiah dalam dirinya
aku nalar dan kau jodohku
seperti tuhan, kau setia pada sepi
karenamu, buah mangga bisa menjadi durian
aku suka makan durian
kampungan di perkampungan filsafat
dasar kampungan!
katanya membumikan nilai falsafah
padahal eloknya, filsafat itu kota
perkotaan filsafat
metropolitan raya pikir dan hikmah
pelacur dan pengemis adalah filsuf kota
dan di kotalah, filsuf berkeliaran di pom bensin
juga di jalan nusantara, filsuf nusantara
—selamat datang di perkotaan filsafat!
Perkampungan Filsafat, 18 Maret 2018.