Begini Caranya Orang Bodoh Menulis Cerita Bersambung

Begini Caranya Orang Bodoh Menulis Cerita Bersambung

Photo by Andrew Neel on Unsplash

Praaaakkkkk!!!
Semua orang di ruangan itu menoleh kepadanya. Tapi, jauh sebelum suara kejatuhan itu tiba di telinga orang-orang yang ada di ruangan itu, dia sudah berdiri bersiap untuk mengangkat kembali kursi yang terjatuh. Pasalnya, ia sendirilah yang menjatuhkannya, dengan sengaja, untuk sebuah misi tersembunyi. Misi itu baru diketahui oleh orang-orang tiga tahun setelahnya. Kau tahu mengapa? Begini ceritanya:

Sepulang dari kampus, ia menyempatkan diri singgah di sebuah warung kopi depan kampus. Ia duduk sendiri. Dia sebenarnya tidak suka menyendiri, tapi bahkan dia sendiri lupa kapan terakhir ia duduk seperti itu dengan orang lain. Dia tidak pernah meragukan bahwa ia sangat membenci dirinya yang penyendiri, tapi mau tidak mau ia harus hidup dengan cara itu, tidak ada seorang pun yang bisa diajak olehnya untuk ngobrol.

Kesialan itu bermula ketika ia masih bayi berumur 24 bulan. Ketika itu, Ibunya bosan melihatnya menangis. “Bayi sialan! Kau hanya tahu menangis dan tidak memberitahu kami apa sebabnya. Jika kau lapar dan mau tetek ibu, bilang! Kalau kau mau main, bilang! Dasar bayi sialan! Kau kira ibumu ini malaikat yang tidak tahu marah?” Begitulah ibunya membentak dan menendangnya.

Sejak itu, dia mulai ragu akan bisa melanjutkan hidup dengan status anak dari wanita itu. Dia bersumpah kepada dirinya sendiri bahwa dia tidak ingin mengajak ibunya berbicara meskipun jika suatu saat ibunya mengajaknya berbincang. Dia berpikir, dengan cara itulah seorang bayi memperlihatkan bahwa ia juga bisa marah, seperti marah elegan dari orang dewasa.

Dia benar-benar dendam kepada ibunya. “Andai saja aku sudah besar, sudah bisa memegang pisau, aku akan memenggal lehermu, Ibu, atau setidaknya memotong puting susumu,” ketusnya dalam hati. Dia tidak pernah mengatakannya secara langsung meskipun suatu hari ia punya kesempatan untuk mengatakannya. Cerita itu ada pada bagian akhir, jadi kita jangan dulu membahasnya ya.

***

Suatu hari,…

(Bersambung!)

Load comments