Kita Selalu Salah
Filsafat Gumam Heraklitus Opini Philosophy Refleksi DiriPerihal yang paling aku takuti dari pikiranku adalah bahwa dia selalu berbisik kepadaku: kau selalu salah terhadap segala sesuatu, percayalah!
@andialfianx
Entah karena apa, pekerjaan meragukan pikiran dan keyakinan kita sendiri selalu menjadi pekerjaan paling rumit—jika aku salah, maafkan. Aku menarik kesimpulan semacam itu setelah memikirkannya dengan baik-baik, dan kau tentu boleh menolaknya, karena kita memang selalu salah terhadap segala sesuatu termasuk yang kita maksud sebagai kesalahan, kita salah! Misalnya:
1.
Berapa banyak di antara kita yang mencintai seseorang dengan penuh keyakinan bahwa ia akan bersamanya sepanjang masa? (Tak usah kau sebutkan jumlahnya, kau tak akan mampu menyebut jumlahnya dengan pasti, cukup kau reka dan katakan: sangat banyak!)
Kita—aku, mungkin juga kau, pernah memiliki keyakinan semacam itu, bahwa kita memilih perempuan atau laki-laki, yang akan mendengarkan keluh kesah kita, yang akan mengurangi kesepian kita, yang katanya akan menemani kita hingga akhir perjalanan kita. Kita meyakininya karena perasaan kita mengatakannya. Jika ya, hati-hatilah, keyakinan kita salah, perasaan kita salah.
2.
Berapa banyak di antara kita yang beriman kepada Tuhan dan mendengarkan perintahnya dengan begitu taat? Berapa pula dari mereka yang pada akhirnya menyesal melakukannya? Jika kita menganggap bahwa dengan mencintai Tuhan, dapat mengurangi keresahan kita, dapat mengurangi kesusahan kita, dapat mengurangi keburukan yang kita terima dari orang lain, maka hati-hatilah, keyakinan kita salah, Tuhan kita mungkin juga salah.
3.
Pada akhirnya, kita selalu salah terhadap segala sesuatu. Kita hanya tidak ingin mengakuinya.