Mengakrabkan Diri
blog essaysMengakrabkan Diri
Photo by Pawel Czerwinski on Unsplash |
Satu hal yang membuat saya tidak waras, kadang-kadang, adalah ketika saya merasa tidak punya teman. Menyadarinya saja, bisa membuat saya tidak karuan. Lagipula, apa yang bisa membuat kita bertahan di tengah kehidupan yang serba ribut ini selain punya teman? Itu yang ada di pikiran saya sekarang. Seharusnya, bukan itu. Seharusnya, saya sadar bahwa hanya diri saya sendirilah yang sebaiknya saya ajak berteman. Mengapa takut dengan itu?
Sayangnya, setiap hari, orang-orang di sekeliling kita memaksa kita menjadi orang lain. Memaksa kita untuk berteman dan bercakap-cakap dengan seseorang selain diri kita sendiri, jadinya, kita sibuk membangun keakraban, dengan perjumpaan-percakapan, tetapi begitu perjumpaan-percakapan itu tidak mungkin lagi bisa kita lakukan, keakraban berbalik membunuh kita. Kita mati, jikapun tidak sampai segitunya, kita setengah mati. Sepotong hidup, sepotong mati, dikoyak-koyak keakraban yang hilang.
Seberapa akrab kita pada diri sendiri?