Korupsi Adalah Problematika Negeri Ini

Korupsi Adalah Problematika Negeri Ini

Korupsi Adalah Problematika Negeri Ini

Andi Alfian
Photo by Nathaniel Tetteh on Unsplash

Artikel ini ditulis sebagai refleksi sastrawi saya terhadap fenomena di negeri tercinta ini mengenai KORUPSI. Di dalam artikel ini, saya menganalogikan tindakan korupsi dengan kata Virus X. Mungkin pembaca bertanya “Apa hubungan Korupsi dengan Virus X?“

Sebagaimana kita ketahui bahwa VIRUS adalah penyebab terjadinya berbagai penyakit. Sama halnya dengan KORUPSI, binatang jalang buas ini yang memangsa nilai-nilai moral dan spiritual sehingga menghasilkan penyakit–penyakit besar di negeri ini.

Mau dibawa ke mana negeri ini?
Mau dibawa ke mana bangsa ini?

Hari ini, aku memandang negeri ini penuh dengan rasa iba. Ada yang berubah dari bangsa ini, ada yang hilang dari negeri ini. Mungkin saja, semua orang tahu bahwa Virus X ini bukanlah hal baru di negeri ini, melainkan telah membudaya di kalangan para elit. Terkadang aku selalu bertanya-tanya, apakah hanya aku yang merasakan dampak Virus X ini yang kini membudaya?

Wahai kawan sebangsaku, kini negeri kita dipenuhi oleh ciri khas yang ke manapun kaki ini melangkah ciri khas ini selalu eksis seakan-akan mengandung nilai etis dan estetis, namun pada hakikatnya hanyalah sebuah ciri khas yang melukai dan menodai nilai-nilai estetika dan moralitas bangsa.

Ciri khas ini di antaranya adalah :

Birokrasi dan parlemen kini dihiasi dengan lukisan-lukisan wajah tikus-tikus berdasi. Coretan–coretan tinta di gedung tua adalah bentuk aspirasi yang mugkin hanya bisa terlukiskan di sana, sebagai dampak dari kurangnya media yang memberikan kebebasan untuk mengeluarkan aspirasi. Katanya negeri demokrasi!

Cairan–cairan merah di sudut–sudut kota kian merayap memasuki inti kota. Dan bahkan fenomena ini kian berpencar di negeri ini bagaikan virus–virus nakal tak kenal lelah. Rakyat menderita penyakit kemiskinan yang semakin merajalela bersama dengan menjulangnya gedung–gedung megah para penguasa di negeri ini.

Inilah beberapa fakta dan ciri khas negeri kita yang bahkan lebih banyak yang tidak saya tuliskan, namun saya rasa kita bisa mengetahui bahwa ini semua adalah dampak dari virus–virus X yang kian merajalela.

Mengapa ini terjadi?
Mengapa kita masih terdiam?
Apakah kita selama ini tertidur di balik senyum para pecandu Virus X ini?

Wahai saudara sebangsaku!
Pandanglah Bung Karno di dinding sekolah, bukankah dengan jelas bapak tersenyum dengan luka melihat aksi para pecandu virus–virus X di negeri ini. Ayo kawan bangkitlah mari sadarkan diri kita lalu sadarkan pula mereka yang selaku orang tua kita di negeri ini, sebagai orang tua kita di birokrasi ini, sebagai pemimpin kita di negeri ini.

Kalimat yang biasa diungkapkan oleh para peguasa sebagai pecandu virus X ini adalah “aku ingin menjadi pahlawan” padahal kenyataannya hanyalah dusta dan luka yang ia taburkan di hati para pahlawan terdahulu negeri ini.

Di manakah pancasila?
Masihkah sang saka merah putih terus berkibar?
Pertanyaan–pertanyaan semu si musafir hina inilah yang membuat kartini berduka. Indonesia kembali menangis. Cobalah engkau memandang dan bertanya pada pancasila, kini ia hanya tinggal diam dan membisu.

Mau dibawa ke mana negeri kita?
Mau dibawa ke mana bangsa kita?

Kini Indonesia menangis, suara alam berkumandang dan murka Tuhan terus berkobar. Masihkah engkau terdiam melihat mereka memangsa nilai–nilai moralitas dan spiritual yang ada di negeri ini?

Aku sudah tak sanggup bercermin di balik janji-janji dusta oleh penguasa di negeri ini. Wahai ayah dan ibu kami selaku penguasa, bukalah topengmu karena di balik topengmu tiada kau temukan kedamaian dan kebahagiaan, melainkan hanyalah kebencian dari mereka yang engkau khianati, dari mereka yang engkau bohongi, dari mereka yang engkau campakkan hanya untuk kepentingan dirimu sendiri. Bahkan bumi pertiwi menangis melihat aksi dan perbuatan keji yang engkau lakukan.

Saatnya untuk mengatakan TIDAK untuk Virus X ini!
Mari beranjak ke jalan yang lebih bermakna dan bermanfaat untuk negeri ini!

Untuk saudaraku yang membaca artikel ini, kami sangat berharap:

Jika engkau adalah pecandu Virus X ini maka berhentilah dan bertaubatlah serta janganlah engkau melakukannya dengan mengingkari taubatmu sendiri.

Jika engkau adalah penguasa sekaligus ayah dan ibu kami maka janganlah engkau menghianati kami dengan bermain mesra dengan Virus X ini.

Jika engkau adalah pemberantas Virus X ini maka bangkitlah dan janganlah engkau terjangkiti oleh Virus X ini di atas tujuan dan tugasmu sendiri.

Jika engkau adalah guru atau dosen dari salah satu sekolah atau perguruan tinggi penghasil generasi muda yang patriot dan penghasil generasi pecandu Virus X ini maka ajarkanlah pada mahasiswamu bahaya dari Virus X ini. Janganlah pula engkau yang menjadi pecandu Virus X ini di atas kekuasaan terhadap mahasiswamu sendiri.

Jika engkau adalah saudara sebangsaku maka jangan pernah engkau mencoba menyentuh Virus X ini, karena aku tahu engkau adalah generasi dan penerus para pahlawan di negeri ini. Jika bukan kita maka siapa lagi?

Wahai saudaraku renungkanlah dan perbaikilah jalanmu mulai hari ini. Bukankah hari ini adalah penentu kemajuan dan perkembangan negeri kita yang indah ini?

Wahai saudaraku sebangsa dan setanah air, bangunlah! Masyarakat membutuhkan kejujuranmu.  Tiada perkembangan dan kemajuan yang dihasilkan oleh sebuah tindakan korupsi melainkan hanyalah sebuah penindasan, pengingkaran terhadap makna moralitas, tanggung jawab, nilai kepedulian, dan lainnya.

Langkahkan kakimu menuju kebenaran dan kejujuran. Bangunlah jiwa kejujuran dan tanggung jawab dalam dirimu, jaga selalu nilai moralitas dan spiritual negeri ini. Jika engkau mampu membangun negeri ini dengan kejujuran dan tanggung jawab bukan dengan korupsi maka engkaulah pahlawan yang hebat.

Jangan bangga dengan mereka yang korupsi karena pada dasarnya korupsi itu sikap orang–orang pecundang! Jangan terlena dengan mereka sang koruptor yang haus akan kekayaan semata. Engkau lebih baik dari mereka jika engkau jujur membangun negeri ini. Negeri ini tidak membutuhkan pecundang, tapi negeri ini membutuhkan pahlawan yang tanpa dusta, pahlawan yang benci akan pemakan uang dan aturan.

Selain itu tinggalkanlah tindakan KORUPSI, Janganlah engkau memakan harta sesama dengan jalan yang batil. Ingatlah firman Allah SWT :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” Qs. an-Nisa’: 29.

KATAKAN TIDAK PADA KORUPSI.
KAMI BUTUH PAHLAWAN ANTI KORUPSI!

Di akhir tulisan ini saya menuliskan SUMPAH PEMUDA, sebagai wujud dasar semangat kebangsaan yang bisa memupuk semangat generasi muda untuk senantiasa mampu menolak virus–virus X yang dikenal dengan nama KORUPSI:

Kami putra dan putri Indonesia bersumpah
Berbangsa satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia bersumpah
Bertanah air satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia bersumpah
Berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Load comments