Sebuah Jalan Menuju Pelukan

Sebuah Jalan Menuju Pelukan

Andi Alfian

di pinus ini, waktu seperti bebatuan peluh.
kita pahat lebih hangat.

di seberang pohon, seekor anjing kepul sedang jelajahi penantian.
dan doa, kemungkinan, adalah burung tak kan kunjung tiba.

atau persembunyian rahasia. atau barangkali hanya jejak sajak. hanya jarak.
“kudapati selangkah kepulanganmu di sajak ini.” katamu dengan pelukan suasana dan basah.

jalan menuju pelukanmu seperti jala.
dan siripku terjerat, tak menyisakan apa-apa selain aku sebagai ikan kecil di matamu.

Malino, 2 Mei 2019.

Mematahkan Ranting

Mematahkan Ranting

Andi Alfian

kemana hendak kita rebahkan pinus tak berdaun di dada kita?
di pelapukan hangat, atau di bakar yang tak pernah usai membingkai asapnya sendiri.
kemana dirimu saat lengah dan lengan butuh tawanan?
di sepi padat. pinggiran hari yang kelak kita syukuri sebagai jalan pintas menuju makam.
—tempat kita mengabadikan segala harap dalam hayat.

kekasih, berapa jumlah reranting yang tersisa dari abu—kelak menyelamatkan buah ranum di antara pelukan kita yang ringkas?
1 Mei, hari buruh.
jangan suka cemburu. dan kita telah mematahkan ranting ketujuh.

Hutan Pinus Lembanna, 01 Mei 2019.