Berkenalan dengan NQR

Berkenalan dengan NQR

Sebagai pembuka, perkenalkan dirimu dengan singkat!

Perkenalkan nama saya Nur Qalbi Rustan. Saya biasa disapa Qalbi atau Abbi. Saya lahir dari sepasang suami-istri yang bernama Rustan Santaria dan Rusdiana Junaid di Ujung Pandang, 27 April 1997.

Ok, sangat singkat, tetapi tidak jadi soal. Sekarang, hobi kamu apa?

Hobi saya makan dan tidur. Entah mengapa, saya menyukai dua pekerjaan ini: makan dan tidur. Mungkin karena, saya pikir, makan dan tidur itu adalah pekerjaan mulia. Tanpa melakukan dua hal ini, kita sebagai manusia akan kesulitan untuk hidup.

Kamu sepertinya sedikit menyebalkan. Apakah ada sesuatu yang lebih unik dari dirimu selain karena menyebalkan?

Saya alergi seafood khususnya kepiting dan udang. Semua itu bermula di masa kecil di kampung. Pernah suatu hari, saya jalan-jalan di pematang empang dan terpeleset masuk ke empang, dan melihat udang-udang, tiba-tiba saya merasa gatal. Sedangkan pada kepiting, saya selalu merasakan hal aneh saat melihatnya capitnya. Saya pernah bermimpi bertemu kepiting raksasa yang besarnya seperti gedung sekolah.

Itu lebih cocok disebut sebagai hal aneh daripada hal unik. Kamu aneh! Tadi, kamu sudah menyebutkan hal yang kamu tidak suka, atau setidaknya jenis masakan yang kamu hindari, jadi sekarang, saya ingin kamu menyebutkan hal-hal yang kamu sukai.

Soal kesukaan, saya suka warna biru. Kata biru seperti kata aku dan kamu, akhir kata yang sama, sungguh merdu. Minuman favoritku, air mineral dan jus avokad, jikapun ada. Kata dokter, juga artikel-artikel di Google, bahwa mengonsumsi jus avokad banyak manfaatnya, di antaranya meningkatkan fungsi otak. Apalagi jika minum avokad sambil memikirkan seseorang.

Buku yang saya sukai ada banyak. Mulai dari buku tulis yang saya gunakan saat berada di sekolah dasar sampai buku-buku apa saja yang bisa dikatakan buku. Saya suka banyak buku, itu seperti tertera di blog lama saya. Dulu, waktu saya masih kecil dan belum bisa berdiri, masih merayap, saya pernah tertimpa buku. Dari rak, sebuah buku jatuh dan menimpa punggungku, pada saat itulah pertama kalinya saya membaca buku.

Saya simpulkan: kamu penyuka warna biru yang hobi makan dan tidur, suka buku, air mineral dan jus avokad. Apakah kamu juga suka sama saya? Kalau pertanyaan itu tidak usah dijawab. Kamu asalnya dari mana sih?

Soal asal daerah, saya tidak tahu pasti sebenarnya saya berasal darimana. Saya tak berani mengklaim. Saya lahir di Ujung Pandang, tapi saya dibesarkan di Luwu hingga sekarang (beberapa tahun terakhir ini tinggal di Palopo). Saya tidak mahir berbahasa daerah, mungkin karena saya diasuh dengan bahasa Indonesia (sebagai bahasa ibu).

Apakah kamu punya pengalaman atau cerita yang ingin kamu bagikan ke saya?

Sewaktu kecil, saya punya pengalaman tragis, ketika saya masih menempuh pendidikan sekolah dasar di Parkwood Primary School di Australia. Ketika itu, saya masih kelas satu. Saya ingin buang air kecil, tapi, waktu itu, saya masih belum tahu (belum mahir) berbicara dalam bahasa Inggris maka saya malu meminta izin dan akhirnya memaksa diri saya menahan diri untuk buang air kecil. Akhirnya, saya pingsan. Ya, pingsan!

Saya dibawa ke rumah sakit karena dikira sedang sakit. Setelah sadar, saya diperiksa dan disuruh pergi buang air. Setelah diperiksa dan buang air kecil, dokter yang berasal dari India itu mengatakan saya sehat-sehat saja, dia menyimpulkan bahwa penyebab saya pingsan adalah karena saya menahan diri buang air kecil. Semua itu karena saya malu minta izin, sebab kemampuan saya berbahasa Inggris yang masih amat payah. Dan kenyataan itu, mungkin saja, punya pengaruh terhadap kepribadian saya sekarang yang masih pemalu. [Jika ingin baca cerita itu lebih lengkap, baca di sini]

Wah, itu cerita yang menghibur, ehh, maksud saya, cerita yang bisa membuat kita terinspirasi, bahwa kadang kala kita butuh memaksa diri untuk menahan buang air kecil agar punya pengalaman menarik untuk orang lain, hehehe, maafkan. Ohya, apa impian kamu?

Impian saya untuk masa depan sangat sederhana, cukup bisa hidup seatap dengan kekasih, Andi Alfian. Dari impian itu, saya bercita-cita menjadi istri sholehah. Bukankah itu cita-cita yang mulia? Hehehe, maafkan saya juga.

[Tulisan ini adalah hasil wawancara yang dilakukan melalui Video Call di WhatsApp pada sepertiga malam Rabu, 20 Februari 2019. Wawancara akan dilanjutkan pada kesempatan selanjutnya. Terima kasih, sudah berkenalan.]

Load comments