Resensi Buku Epistemologi Filsafat Pengetahuan

Resensi Buku Epistemologi Filsafat Pengetahuan

Identitas Buku

Judul                             : Epistemologi: Filsafat Pengetahuan
Penulis                         : Dr. P. Hardono Hadi
Penerbit                        : Kanisius
Tahun terbit                 : Cetakan ketujuh
Tebal halaman             : 188 halaman
ISBN                              : 979-497-090-5

Buku ini merupakan saduran dari buku Kenneth T. Gallagher, The Philosophy of Knowledge. Buku ini memperkenalkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh epistemologi (filsafat pengetahuan), baik yang klasik maupun yang muncul akhir-akhir ini (kontemporer). Permasalahan-permasalahan yang ada dicoba untuk dianalisis dengan tajam dan diletakkan di dalam pertanyaan-pertanyaan yang mendasar. Setelah setiap permasalahan diidentifikasi, penulis mengupayakan pemecahan masalah yang disajikan oleh para filsuf. Usaha pemecahan itu kemudian dianalisis sehingga akan menunjukkan permasalahan-permasalahan baru sebagai akibatnya. Buku ini dapat membimbing kita dengan baik sebelum melangkah ke hal-hal lain yang berhubungan dengan epistemologi.

Buku ini diawali dengan kata pengantar dari penyadur yang secara umum berisi tentang pentingnya epistemologi dan kurangnya buku-buku yang fokus pada pembicaraan epistemologi. Buku Kenneth T. Gallagher, The Philosophy of Knowledge, merupakan buku epistemologi yang sangat bagus sehingga persekutuan para filsuf yang disebut The New Scholasticism telah memberikan komentar terhadap buku ini bahwa:

“Karya ini telah dijadikan pegangan bagi kuliah-kuliah berhubungan dengan teori pengetahuan. Buku ini menyediakan bahan yang meliputi topik-topik dasar yang digulati di dalam epistemologi. Buku ini sekaligus menyajikan topik-topik tersebut di dalam konteks permasalahan yang hidup. Pengarang memberikan informasi historis yang melimpah mengenai pemikir-pemikir penting yang telah menggulati masalah-masalah tersebut. Buku ini juga memberikan referensi-referensi yang luas kepada aspek-aspek yang berhubungan dengan masalah pengetahuan yang telah muncul di dalam filsafat kontemporer. Buku ini sungguh-sungguh menggulati masalah-masalah kontemporer dengan cara yang langsung bersifat filosofis reflektif”.

Adapun sasaran dari penulisan buku ini menurut saya adalah dari segi isinya yakni teruntuk mahasiswa dan dosen filsafat. Namun selain itu buku ini juga bisa digunakan bagi siapa saja yang ingin belajar filsafat khususnya pada filsafat pengetahuan (Epistemologi).

Bab I Persoalan-Persoalan Pokok Dalam Epistemologi

Dalam bab ini, dijelaskan dengan gamblang tentang persoalan-persoalan pokok dalam Filsafat Pengetahuan (Epistemologi). Dalam bab ini terdiri atas 6 pembahasan persoalan pokok epistemologi yakni: Soal Pengetahuan Kekaguman Sebagai Awal Munculnya Epistemologi, Soal Common sense, Skeptisisme, Aspek Eksistensialisme, Analogi Pengetahuan, dan Metode di Dalam Epistemologi.

Bab II Keraguan Kritis: Descartes

Dalam bab ini, dijelaskan dengan gamblang tentang keraguan kritis Rene Descartes. Pembahasan bab ini terdapat 5 sub pembahasan yakni:Paradoks Keliru, Kepastian Pertama “Cogito Ergo Sum”, Subjektivisme, Jalan Keluar Yang Ditempuh Descartes, dan Kritik Bagi Descartes: Mimpi Dan Kenyataan.

Pembahasan ini banyak membahas tentang metode kesangsian Rene Descartes. Dijelaskan bahwa Descartes menggunakan keraguan untuk mengatasi keraguan . Salah satu cara yang pasti dan tidak dapat diragukan melihat seberapa jauh sesuatu itu diragukan. “Sejauh mana saya berhasil didalam meragukannya? Ketegasan Descartes untuk mengejar pertanyaan ini merupakan sumbangan utamanya bagi filsafat. Sebab ia berani lebih jauh meragukan daripada kebanyakan orang. Isi dari cogito yaitu apa yang dinyatakan kepadanya  adalah melulu drinya berpikir. Saya berpikir, maka saya adalah pengada yang berpikir.

Pada pembahasan ini kita diajak untuk meragukan segalanya. Subyek yang dinyatakan Descartes di dalam cogito adalah subyek yang benar-benar privat, terisolasi. Ia merasa pasti mengenai ekssistensi dirinya sendiri saja sebagai pengada berpikir. Descartes berpendapat bahwa dengan suau refleksi yang teliti mengenai kebenaran pertama (cogito) ia akan mampu untuk menemukan di dalamnya jaminan bagi kebenaran, yan g dapat dipergunakan sebagai patokan bagi kepastian selanjutnya

Rene Descartes hanya membedakan antara benda sebagai yang diterima dengan jelas dan disting oleh pikiran dari benda sebagai yang diterima dengan kabur dan kacau oleh indera. Perbandingan dengan mimpi, dapat digunakan untuk menekankan sifat sangat privat dari kesadaran inderawi. Berdasarkan ini Descartes tidak hanya menyatakan bahwa objektivitas dari hal yang ditangkap indera itu kabur. Tetapi hal itu tidak diketahui sama sekali.

Bab III Titik Tolak Epistemologi

Dalam pembahasan ini, dijabarkan dengan luas mengenai titik tolak epistemologi. Meliputi pembahasan tentang gambaran yang diberikan adalah kesadaran sebagai suatu wadah yang “di dalamnya” terdapat kenyataan. Apa yang saya sadari terdapat “di dalam” kesadaranku, apa yang tidak saya sadari berada “di luar” kesadaranku. Persoalan-persoalan yang banyak dibahas adalah persoalan yang dihadapi oleh Descartes. Setelah itu dilanjutkan penjelasan yang lebih mendalam dengan sub pembahasan yakni: “Di Dalam” dan “Di Luar”, Bipolaritas Kesadaran, Berada Di Dunia, Lingkaran Epistemologi, Pertanyaan Sebagai Awal Yang Tak Tereduksi.

Pada akhir pembahasan bab ini dijelaskan bahwa apa yang diberikan didalam pertanyaan adalah kenyataan bahwa kita bertanya. Pertanyaan kepada diri kita sendiri, menyatakan diri, di dalam bahasa. Selanjutnya kitalah yang berbicara dan kita yang bertanya. Sebagai penanya kita merupakan bagian dari masyarakat pengada bertanya.

Bab IV Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder

Pembahasan berikut lebih banyak mengupas tentang kualitas primer dan kualitas sekunder. Salah satunya seperti pembahasan George Barkeley bahwa apapun yang kita ketahui, kita ketahui berkat pengalaman. Setiap pernyataan yang kita buat  hanya mempunyai arti bagi kita kalau pernyataan tersebut diterapkan pada pengalaman aktual kita. Pembahasan pada bab ini meliputi sub pembahasan yakni: Realisme Naif, George Barkeley, dan Pandangan Kontemporer.

Bab V. Objektivitas

Dalam bab ini, dijelaskan dengan gamblang tentang persoalan objektivitas. Pembahasan objektivitas ini memiliki 5 sub pembahasan yakni: Pemecahan Skolastik, Realisme Virtual, Evaluasi Mengenai Realisme Virtual, Ringkasan, dan Persoalan Mengenai Objektivitas.Pada penjelasan bab ini dijelaskan bahwa menurut pandangan realisme virtual, dunia diluar kesadaran hanyalah keadaan yang secara kualitatif bersifat tandus. Pandangan ini mmpertahankan bahwa  meskipun kualitas-kualitas ini secara formal tidak hadir  di luar persepsi, tetapi secara virtual hadir.

Bab VI Prinsip-Prinsip Pertama

Dalam bab ini, dijelaskan dengan gamblang tentang prinsip-prinsip pertama. Pembahasan prinsip-prinsip pertama ini memiliki 7 sub pembahasan yakni:Pernyataan Primitif, Prinsip-Prinsip Pertama, Keunggulan Prinsip Pertama, 4 Kausalitas Dan Determinisme, 5 Sanggahan Hume dan Kant, Evaluasi Mengenai Hume dan Kant, dan Evidensi Kepastian dan Keraguan. Penjelasan kausalitas dalam bab ini kurang lebih bahwa hukum penyebaban sebagaimana dimengerti di dalam kebijaksanaan anggapan umum dan sains. “Setiap peristiwa niscaya dihubungkan dengan suatu peristiwa  sebelumnya, kalau hal itu harus terjadi”. Atau setiap kejadian , kalau ha itu harus terjadi merupakan konsekuensi dari kejadian sebelumnya yang tanpanya kejadian tersebut tidak dapat terjadi.

Bab VII Pengetahuan Konseptual

Dalam bab ini, dijelaskan dengan gamblang tentang persoalan pengetahuan konseptual. Pembahasan pengetahuan konseptual ini memiliki 6 sub pembahasan yakni:Yang Universal, Nominalisme, Konseptualisme, Arti dan Contoh, Pertimbangan, dan Konsep Sebagai Pemahaman Kreatif.

Bab VIII Pengetahuan Tentang Esensi

Dalam bab ini, dijelaskan dengan jelas persoalan pengetahuan tentang esensi. Pembahasan pengetahuan tentang esensi ini memiliki 3 judul sub pembahasan yakni: Pengetahuan Mengenai Esensi, Dewey: Pragmatisme dan Kebenaran, dan Dimensi Sosial dan Dimensi Historis.

Bab IX Pengalaman dan Insight

Dalam bab ini, dijelaskan dengan jelas persoalan pengalaman dan insight. Pembahasan pengalaman dan insight ini memiliki 4 judul sub pembahasan yakni: Induksi, Keberatan Hume, Pandangan Tautologi Ayer, dan Von Hildebarand dan Insight Filosofis.

Bab X Kebenaran Ekstensial

Dalam bab ini, dijelaskan dengan jelas persoalan kebenaran eksistensial. Pembahasan kebenaran eksistensial ini memiliki 5 judul sub pembahasan yakni: Hakikat dari Evidensi, Kierkegaard dan Subjektivisme, Marcel: Masalah dan Misteri, Transendeni dan Bukti, dan Kepastian Bebas.

Bab XI Pengetahuan Intersubjektif

Dalam bab ini, dijelaskan dengan jelas persoalan pengetahuan intersubjektif. Pembahasan pengetahuan intersubjektif ini memiliki 3 judul sub pembahasan yakni: Budi-Budi Lain, Pengetahuan Langsung Akan yang Lain, dan pembahsan Aku dan Engkau.

Bab XII Dari Sains Sampai Pengalaman Estetik

Dalam bab ini, dijelaskan dengan jelas persoalan dari sains sampai pada pengalaman estetik. Pembahasan dari sains sampai pengalaman estetik ini memiliki 2 judul sub pembahasan yakni: Filsafat Ilmu dan Pengalaman Moral Estetik. Di dalam bab ini dituliskan penjelasan  tentang pengalaman estetik menurut Martin Heidegger. Menurut Martin Heidegger pengalaman puitis merupakan pernyataan dari trans–fenomenal dari Dasein.

Kelebihan dan Kekurangan Buku

  • Kelebihan

Buku ini memiliki kelebihan, diantaranya sebagaimana yang dituliskan oleh penulis di kata pengantar bahwa persekutuan para filsuf yang disebut The New Scholasticism telah memberikan komentar terhadap buku ini: “Karya ini telah dijadikan pegangan bagi kuliah-kuliah berhubungan dengan teori pengetahuan. Buku ini menyediakan bahan yang meliputi topik-topik dasar yang digulati di dalam epistemologi. Buku ini se-kaligus menyajikan topik-topik tersebut di dalam konteks permasalahan yang hidup. Pengarang memberikan informasi historis yang melimpah mengenai pemikir-pemikir penting yang telah menggulati masalah-masalah tersebut. Buku ini juga memberikan referensi-referensi yang luas kepada aspek-aspek yang berhubungan dengan masalah pengetahuan yang telah muncul di dalam filsafat kontemporer. Buku ini sungguh-sungguh menggulati masalah-masalah kontemporer dengan cara yang langsung bersifat filosofis reflektif”.

Berdasarkan kelebihan-kelebihan yang dikandung dalam pembahasan buku ini sehingga dapat membantu para mahasiswa dan dosen filsafat dalam memahami secara mendalam keilmuan filsafat khususnya pada persoalan epistemologi.

  • Kekurangan

Kekurangan yang dimiliki buku ini diantaranya adalah buku ini hanya dikhususkan bagi mereka yang berminat di dalam filsafat di dalam arti sesungguhnya. Buku ini juga tidak bisa dibaca hanya sebagian-sebagian dalam artian buku ini harus dibaca dalam satu tarikan napas dan satu kejapan mata, agar tidak kehilangan alur gagasan yang telah disusun dalam buku ini.

Selain itu, meskipun di kata pengantar telah penulis ungkapka bahwa buku ini telah disederhanakan sedemikian rupa namun tetap saja dalam buku ini ditemui beberapa kata yang sulit dipahami. Juga ada beberapa kata yang terasa asing dan buku ini tidak memiliki indeks dan glosarium sehingga tidak memudahkan pembaca untuk menemukan dan memahami arti dari kata yang sulit dipahami atau istilah yang kurang dimengerti oleh pembaca.

Sebagai penutup dari resensi ini, saya ingin mengatakan bahwa buku ini sangat menjadi rekomendasi bagi mereka yang berminat di dalam filsafat. Sebab buku ini menyajikan filsafat ilmu (epistemologi) dengan cukup kompleks dan mendalam. Buku ini juga telah disederhanakan sedemikian rupa sehingga dapat dikatakan buku ini akan sangat membantu para mahasiswa dan dosen dalam mengkaji bidang filsafat khususnya epistemologi.

Load comments